ETIKA PROFESI - Perkembangan teknologi yang terjadi dalam kehidupan
manusia selalu memberikan banyak perubahan pada cara berfikir, baik dalam
usaha pemecahan masalah, perencanaan, maupun pengambilan keputusan. Bacaan ini
membahas tentang Sejarah Dan Perkembangan Etika Komputer
Etika komputer (Computer Ethic) adalah seperangkat
asas atau nilai yang berkenaan dengan penggunaan komputer. Etika komputer
berasal dari 2 suku kata yaitu etika (bahasa Yunani: ethos) adalah adat
istiadat atau kebiasaan yang baik dalam individu, kelompok maupun masyarakat
dan komputer (bahasa Inggris: to compute) merupakan alat yang digunakan untuk
menghitung dan mengolah data. Jumlah interaksi manusia dengan komputer yang
terus meningkat dari waktu ke waktu membuat etika komputer menjadi suatu
peraturan dasar yang harus dipahami oleh masyarakat luas. Sehingga jika kita
menggabungkan pengertian dari kata etika dan komputer adalah seperangkat nilai
yang mengatur manusia dalam penggunaan komputer serta proses pengolahan data. Etika
komputer sendiri ini bertujuan untuk mencegah kejahatan-kejahatan terutama di
dunia maya seperti pencurian data, pembajakan software, dan lainnya.
Sejarah Etika Komputer
Sesuai awal penemuan teknologi komputer di era
1940-an, perkembangan etika komputer juga dimulai dari era tersebut dan secara
bertahap berkembang menjadi sebuah disiplin ilmu baru di masa sekarang ini.
Perkembangan tersebut akan dibagi menjadi beberapa tahap seperti dibahas
berikut ini.
Era 1940-1950-an
Munculnya etika komputer sebagai sebuah bidang studi
dimulai dari pekerjaan profesor Norbert Wiener. Selama Perang Dunia II (pada
awal tahun 1940-an) profesor dari MIT ini membantu mengembangkan suatu meriam
antipesawat yang mampu menembak jatuh sebuah pesawat tempur yang melintas di
atasnya.
Tantangan universal dari proyek tersebut menyebabkan
Wiener dan beberapa rekan kerjanya harus memperhatikan sisi lain dari sebuah
perkembangan teknologi, yaitu etika. Pada perkembangannya, suatu bidang riset
baru yang disebut cybernetics. Cybernetics tersebut dikombinasikan dengan
komputer digital yang dikembangkan pada waktu itu, membuat wiener akhirnya
menarik beberapa kesimpulan etis tentang pemanfaatan teknologi yang sekarang
dikenal dengan sebutan Teknologi Informasi (TI).
Pada tahun 1950, istilah etika komputer sendiri
akhirnya umum digunakan lebih dari dua dekade kemudian. Buku Wiener ini
mencakup beberapa bagian pokok tentang hidup manusia, prinsip-prinsip bukum dan
etika di bidang komputer.
- Tujuan hidup manusia.
- Empat prinsip-prinsip hukum
- Metode yang tepat untuk menerapkan etika.
- Diskusi tentang masalah-masalah pokok dalam etika komputer
- Contoh topik kunci tentang etika komputer
Dalam revolusi, perubahan dapat terjadi secara radikal.
adalah suatu pekerjaan besar bagi pelaku di dalamnya untuk memperhatikan
keanekaragaman tugas dan tantangan.
Era 1960-an
Pada pertengahan tahun 1960, Donn Parker
dari SRI Internasional Menlo Park California melakukan berbagai riset untuk
menguji penggunaan komputer yang tidak sah dan tidak sesuai dengan
profesionalisme di bidang komputer. Waktu itu Parker menyampaikan suatu
ungkapan yang menjadi titik tolak penelitiannya, yaitu :
“that when people entered the computer center they left therir ethics at the door.” (Fodor and Bynum, 1992)
Ungkapan tersebut menggambarkan bahwa ketika
orang-orang masuk pusat komputer, mereka meninggalkan etika mereka di ambang
pintu. Selanjutnya, Parker melakukan riset dan mengumpulkan berbagai contoh
kejahatan komputer dan aktivitas lain yang menurutnya tidak pantas dilakukan
para profesional komputer.
Parker juga dikenal menjadi pelopor kode etik profesi
bagi profesional di bidang komputer, yang ditandai dengan usahanya pada tahun
1968 ketika ditunjuk untuk memimpin pengembangan Kode Etik Profesional yang
pertama dilakukan untuk Association for computing Machinery (ACM).
Era 1970-an
Era ini dimulai ketika sepanjang tahun 1960, Joseph
Weizenbaum, Ilmuwan komputer MIT di Boston, menciptakan suatu program komputer
yang disebut ELIZA.
Weizenbaum dikejutkan oleh reaksi dari penemuan
sederhananya itu, dimana beberapa dokter jiwa melihatna sebagai bukti bahwa
komputer akan segera melakukan otomatisasi psikoterapi. Bahkan sarjana-sarjana
komputer MIT yang secara emosional terlibat dengan komputer berbagi pikiran
tentang hal tersebut. Hal itu akhirnya membawa Weizenbaum pada suatu gagasan
akan munculnya “model pengolahan informasi” tentang manusia yang akan datang
dan hubungannya antara manusia dengan mesin.
Perkembangan etika komputer di era 1970-an juga
diwarnai dengan karya Walter Maner yang sudah mulai menggunakan istilah
“computer ethics” untuk mengacu pada bidang pemeriksaan yang berhadapan dengan
permasalahan etis yang diciptakan oleh pemakaian teknologi komputer waktu itu.
Era 1980-an
Tahun 1980-an, sejumlah konsekuesi sosial dan
teknologi informasi yang etis menjadi isu publik di Amerika dan Eropa. Hal-hal
yang sering dibahas adalah computer -enabled crime atau kejahatan komputer,
masalah-masalah yang disebabkan karena kegagalan sistem komputer, invasi
keleluasaan pribadi melalui database komputer dan perkara pengadilan mengenai
kepemilikan perangkat lunak. pekerjaan tokoh-tokoh etika komputer sebelumnya
seperti Parker, Weizenbaum, Maner dan yang lain, akhirnya membawa etika
komputer sebagai suatu disiplin ilmu baru.
Era 1990-an sampai sekarang
Sepanjang tahun 1990, berbagai pelatihan baru di
universitas, pusat riset, konferensi, jurnal, buku teks dan artikel menunjukkan
suatu keanekaragaman yang luas tentang topik di bidang etika komputer. Para
ahli komputer di Inggris, Polandia, Belanda dan Italia menyelenggarakan
ETHICOMP sebagai rangkaian konferensi yang dipimpin oleh Simon Rogerson.
Perkembangan yang cukup penting lainnya adalah
kepeloporan Simon Rogerson dari De Montfort University (UK), yang mendirikan
Centre for Computing and Social Responsibility. Di dalam pandangan Rogerson,
ada kebutuhan dalam pertengahan tahun 1990 untuk sebuah “generasi kedua” yaitu
tentang pengembangan etika komputer.
“The mid-1990s has heralded the beginning of a second genereation of Computer Ethics. The time has come to build upon and elaborate the conceptual foundation whilst, in parallel, developing the frameworks within which practical action can occur, thus reducing the probability of unforeseen effects of information technology application [Rogerson, Bynum, 1997].
Etika Komputer di Indonesia
Sebagai negara yang tidak bisa dilepaskan dari
perkembangan teknologi komputer, Indonesia pun tidak mau ketinggalan
dalam mengembangkan etika di bidang tersebut. Mengadopsi pemikir-pemikir dunia
di atas, etika di bidang komputer berkembang menjadi kurikulum wajib yang
dilakukan oleh hampir semua perguruan tinggi di bidang komputer di Indonesia.
Tiga alasan utama minat masyarakat yang tinggi pada
etika komputer:
- Kelenturan logika (logical malleability), kemampuan memrograman komputer untuk melakukan apa pun yang kita inginkan.
- faktor transformasi (transformation factors), Contoh fasilitas e-mail yang bisa sampai tujuan
- dan dapat dibuka atau dibaca dimanapun kita berada, faktor tak kasat mata (invisibility factors).
- semua operasi internal komputer tersembunyi dari penglihatan, yang membuka peluang pada nilai-nilai pemrograman yang tidak terlihat, perhitungan yang rumit terlihat dan penyalah gunaan yang tidak tampak
Hak Sosial dan Komputer
Berikut ini hak sosial dan komputer menurut Deborah
Johnson:
- Hak atas akses komputer, yaitu setiap orang berhak untuk mengoperasikan komputer dengan tidak harus memilikinya. Sebagai contoh belajar tentang komputer dengan memanfaatkan software yang ada
- Hak atas keahlian komputer, pada awal komputer dibuat, terdapat kekawatiran yang luas terhadap masyarakat akan terjadinya pengangguran karena beberapa peran digantikan oleh komputer. Tetapi pada kenyataannya dengan keahlian di bidang komputer dapat membuka peluang pekerjaan yang lebih banyak
- Hak atas spesialis komputer, pemakai komputer tidak semua menguasai akan ilmu yang terdapat pada komputer yang begitu banyak dan luas. Untuk bidang tertentu diperlukan spesialis bidang komputer, seperti kita membutuhkan dokter atau pengacara
- Hak atas pengambilan keputusan komputer, meskipun masyarakat tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mengenai bagaimana komputer diterapkan, namun masyarakat memiliki hak tersebut.
Berikut ini hak setiap orang atas isnformasi menurut
Richard O. Masson):
- Hak atas privasi, sebuah informasi yang sifatnya pribadi baik secara individu maupu dalam suatu organisasi mendapatkan perlindungan atas hukum tentang kerahasiannya.
- Hak atas Akurasi. Komputer dipercaya dapat mencapai tingkat akurasi yang tidak bisa dicapai oleh sistem nonkomputer, potensi ini selalu ada meskipun tidak selalu tercapai.
Pelanggaran Hak Atas Kekayaan Intelektual
Sebagai teknologi yang bekerja secara digital,
komputer memiliki sifat keluwesan yang tinggi. Sifat itu di satu sini
menimbulkan banyak keuntungan, tetapi di sisi lain juga menimbulkan
permasalahan, terutama menyangkut hak atas kekayaan intelektual. Beberapa kasus
pelanggaran atas hak kekayaan intelektual tersebut antara lain adalah
pembajakan perangkat lunak, softlifting (pemakaian lisensi melebihi kapasitas
penggunaan yang seharusnya), penjualan CDROM ilegal atau juga penyewaan
perangkat lunak ilegal.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki
tingkat pembajakan perangkat lunak cukup tinggi. Kebanyakan pembajakan di
Indonesia adalah pembajakan yang dilakukan oleh end user seperti penggunaan
satu lisensi untuk banyak PC, pelanggaran kontrak lisensi serta pemuatan
perangkat lunak bajakan di PC.
Etika Komputer yang Baik antara kain, Berikut yang
tidak boleh dilakukan oleh para pengguna komputer yang manyangkut etika
komputer yang baik :
- Jangan menggunakan komputer untuk merugikan orang lain
- Jangan melanggar atau mengganggu hak atau karya komputer orang lain
- Jangan memata-matai file-file yang bukan haknya
- Jangan menggunakan komputer untuk mencuri
- Jangan menggunakan komputer untuk memberikan kesaksian palsu
- Jangan menduplikasi atau menggunakan software tanpa membayar
- Jangan menggunakan sumberdaya komputer orang lain tanpa sepengetahuan yang bersangkutan
- Jangan mencuri kekayaan intelektual orang lain
- Pertimbangkan konsekuensi dari program yang dibuat atau sistem komputer yang dirancang
- Selalu mempertimbangkan dan menaruh respek terhadap sesama saat menggunakan komputer
Tanggung Jawab Profesi
Seiring perkembangan teknologi pula, para profesional
di bidang komputer sudah melakukan spesialisasi bidang pengetahuan dan sering
kali mempunyai posisi yang tinggi dan terhormat di kalangan masyarakat. Oleh
karena alasan tersebut, mereka memiliki tanggung jawab yang tinggi, mencakup
banyak hal dari konsekuensi profesi yang dijalaninya. Para profesional
menemukan diri mereka dalam hubungan profesionalnya dengan orang lain, mencakup
pekerja dengan pekerjaan, klien dengan profesional, profesional dengan
profesional lain, serata masyarakat dengan profesional.
Hubungan ini melibatkan suatu keanekaragaman minat,
dan Kadang-kadang minat ini dapat masuk ke dalam bertentangan satu sama lain.
Para profesional komputer yang bertanggung jawab, tentunya sadar dengan konflik
kepentingan yang mungkin terjadi dan berusaha untuk menghindarinya.
Di Indonesia, Organisasi profesi dibidang komputer
yang didirikan sejak 1974 yang bernama IPKIN (Ikatan Profesi Komputer dan
Informatika), juga sudah menetapkan dode etik yang disesuaikan dengan kondisi
perkembangan pemakaian teknologi komputer di Indonesia. Kode etik profesi
tersebut menyangkut kewajiban pelaku profesi terhadap ilmu pengetahuan dan
teknologi, kewajiban pelaku profesi terhadap masyarakat, kewajiban pelaku
profesi terhadap sesama pengemban profesi ilmiah, serta kewajiban pelaku
profesi terhadap sesama umat manusia dan lingkungan hidup.
0 komentar:
Post a Comment
Silakan berikan komentar atau pertanyaan secara sopan....